skip to main |
skip to sidebar
Pentingnya Jama'ah
Rasulullah bersabda:" يَدُ اللهِ مَعَ اْلجَمَاعَةِ " (Tangan Allah beserta jama'ah.) Ketika umat Islam bersatu dalam satu jam'ah Islam yang dipimpin oleh seoraang Imam yang dirahmati Allah, maka mereka berhak untuk mendapatkan uluran tangan Allah. Kasih sayang dan pertolongan Allah akan bersama mereka. Kekuatan, kemuliaan, dan kewibawaan yang selama ini dicita-citakan akan bersama mereka pula. Keadaan tentu akan berbeda dibanding dengan sekarang yang penuh dengan kehinaan, tanpa kewibawaan, dan menjadi obyek kezaliman oleh bangsa-bangsa lain.
Pada saat umat kembali kepada Qur'andan Sunnah serta hidup secara berjama'ah, maka tidak ada lagi yang mereka takuti kecuali murka Allah. Seluruh amal mereka akan terfokus padaaaa satu arah, yakni untuk mencari ridlo Allah swt. Mereka hidup untuk mendapatkan ridla Allah dan mereka mati untuk mencari ridlo Allah juga. Ancaman tidak diberi hutang tidak menjadikan hati mereka ciut, Allah Sang pemberi rejeki bersama mereka. Ancaman diboikot perdagangan mereka, tidak membuat mereka kecut, Allah tidak akan membiarkan umat yang dicintaiNya mati kelaparan. Tuduhan bersekongkol dengan teroris tidak akan mereka gubris, bahkan mungkin mereka sendiri yang menuduh itu yang benar-benar teroris. Tuduhan menjadikan negaranya sebagai sarang teroris, tidak akan mengubah pendirian mereka dalam menghambakan diri kepada Allah. Pada saat itu umat Islam akan berani berteriak kepada rezim Dajjal:"Enough, is enough. We are not with you on global terrorism issue."
Kenyataan menunjukkan isue terorisme dimanfaatan rezim Dajjal untuk memperluas dan memperdalam cengkeramannya atas dunia, terutama dunia Islam. Tuduhan Usama bin Laden mendalangi penghancuran World Trade Center di new York tidak terbukti, tuduhan senjata pemusnah massal atas Saddam Hussein terrnyata juga bohong. Kebohongan mereka telah mengakibatkan ratusan ribu warga Afganistan dan Irak yang mayoritas muslim terbunuh. Belum lagi jutaan lain yang terluka, kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda dan pekerjaan. Siapa yang harus bertanggung jawab atas ketidak adilan ini?
Tentu umat Islam tidak rela diperlakukan demikian. Untuk itu demi mencegah kehinaan yang berkepanjangan dan untuk mengembalikan kewibawaan Islam dan umat Islam kita perlu kembali kepada resep yang telah diterapkan untuk umat yang pertama, yakni Qur'an dan Sunnah. Kenyataan menunjukkan banyak umat Islam yaaang belum faham akan ajaran Islam, belum mengerti akan nilai-nilai luhur yang diajarkan Allah dan Rassul-Nya. Maka tidak ada jalan lain yang harus kita tempuh selain yang pertama Qur'an dan Sunnah. Buka majlis-majlis taklim dimana-mana, dukung dan kembangkan majlis-majlis sejenis. Yang ke dua mengajak umat untuk beramal sessuai dengaan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. jadikan amalan shaleh ini sebagai upaya untuk melakukan internalisasi nilai-nilai Islam ke dalam setiap diri pribadi muslim. Yang ke tiga mereka yang telah faham untuk menyatu dalam satu jama'ah yang diridlai Allah. Mudah-mudahan dengan cara begini kita Allah akan berkenan untuk memberikan kembali kekuatan, kemuliaan, dan kewibawaan kepada umat Islam agar mereka mampu menegakkan keadilan di dunia dengan seadil-adilnya.
No comments:
Post a Comment